Saturday, May 23, 2015

CITRA PERUSAHAAN



Pengertian Citra
Setiap perusahaan mempunyai citra yang disadari atau tidak telah melekat pada perusahaan tersebut. Tidak sedikit barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan begitu kuat citranya di benak konsumennya. Citra tidak datang dengan sendirinya melainkan dibentuk oleh masyarakat, dari upaya komunikasi dan keterbukaan perusahaan dalam usaha membangun citra positif yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini ada beberapa definisi citra menurut para ahli:
Menurut Buchari Alma (2002:317), Citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu.
Kemudian menurut Rhenald Kasali (2003:28) dalam Suwandi (2009), Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan.
Selanjutnya menurut Freank Jefkins dalam buku Soleh Soemirat dan Elvinaro (2004:114) dalam Pranomo (2012), Citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman.
Sedangkan menurut Steinmetz dalam buku Siswanto Sutojo (2004:1), Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorang, benda atau organisasi.
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengalaman seseorang atau individu tentang sesuatu.
Pengertian Citra Perusahaan
Setiap perusahaan, secara sadar maupun tidak, pasti mempunyai sebuah citra di masyarakat. Citra itu dapat berperingkat baik, sedang, maupun buruk. Dampak peringkat citra yang berbeda antar perusahaan dalam suatu industri ikut mempengaruhi keberhasilan mereka dalam kegiatan bisnis dan pemasaran produknya. Hal ini dikarenakan persepsi konsumen terhadap citra perusahaan dapat memberi pengaruh pada kecenderungan perilaku konsumen.
Citra perusahaan tidak bisa direkayasa, untuk itu, perusahaan perlu mengkomunikasikan secara jelas tentang perusahaan yang diharapkan, sehingga dapat mengarahkan masyarakat dalam mencitrakan perusahaan secara positif. Untuk lebih jelasnya berikut ini ada beberapa definisi citra perusahaan dari pendapat para ahli.
Menurut Kotler dan Amstrong (2006:299) dalam Perdananingtyas (2013), Citra perusahaan adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu perusahaan.
Selanjutnya menurut Bill Canton dalam Soleh dan Elvinaro (2005:111) dalam Perdananingtyas (2013), Citra perusahaan adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap suatu perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi.
Sedangkan menurut Katz dalam Soleh dan Elvinaro (2005:111) dalam Perdananingtyas (2013), Citra perusahaan adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas.
Dari beberapa definisi menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah kesan,perasaan, dan gambaran, seseorang terhadap suatu perusahaan, kesan yang segaja diciptakan dari suatu obyek, orang, atau organisasi.
Manfaat Citra Perusahaan
Pada saat ini banyak pihak yang berpendapat bahwa citra perusahaan atau corporate image merupakan sesuatu yang penting bagi masa depan perusahaan. Hal ini dikarenakan manfaat citra perusahaan dapat dinikmati perusahaan pada saat mengalami masa jaya maupun pada saat-saat kritis.
Siswanto Sutojo (2004:3) mengemukakan bahwa manfaat citra perusahaan yang baik dan kuat ialah untuk:
1.      Memberi daya saing menengah dan panjang yang mantap (min and long term sustainable competitive position).
2.      Menjadi perisai selama krisis (an insurance for adverse times)
3.      Menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executivies available)
4.      Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness of marketing instruments)
5.      Penghematan biaya operasional (cost savings)
Komponen Citra Perusahaan
Konsumen menilai citra perusahaan tidak hanya berdasarkan kualitas fungsional saja, tetapi juga didasarkan pada atribut psikologis yang dicerminkan oleh perusahaan tersebut.
Menurut Nguyen dan Leblanc (2002:58) dalam Susilawati (2014), menjelaskan bahwa terdapat dua komponen dasar citra perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.        Komponen fungsional, dimana komponen fungsional berkaitan dengan atribut yang dapat diukur dengan mudah.
2.        Komponen emosional berkaitan dengan dimensi psycological, yaitu perasaan dan sikap konsumen terhadap perusahaan, yang didasarkan pada pengalaman konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan dan atribut informasi yang menggambarkan citra perusahaan tersebut. Dengan kata lain, citra dibentuk berdasarkan pengalaman yang dialami konsumen terhadap produk atau jasa perusahaan, yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan.
Pengalaman yang baik dari konsumen atas penggunaan produk yang dihasilkan perusahaan akan menghasilkan persepsi yang baik terhadap citra perusahaan tersebut, dan pada saat itulah akan terbentuk apa yang disebut citra korporasi atau cita perusahaan.
Proses Pembentukan Citra Perusahaan
Proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung pada beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua, memperhatikan upaya perusahaan tersebut. Ketiga, setelah adanya perhatian obyek mencoba memahami semua yang ada pada upaya perusahaan tersebut. Keempat terbentuknya citra perusahaan pada obyek yang kemudian tahap kelima, citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan.
Upaya perusahaan sebagai sumber informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan keberadaan secara lengkap. Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan obyek sasaran. Rhenald Kasali (2006:105) dalam Suwandi (2009) mengemukakan bahwa pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna.
Dimensi Citra Perusahaan
Setiap perusahaan pasti mempunyai citra dimata publiknya, citra tersebut dapat dipersepsikan berbeda oleh setiap orang tergantung pada persepsi yang dilihat mereka mengenai apa yang mereka rasakan terhadap citra perusahaan tersebut. Citra itu dapat berdampak positif atau negatif. Menurut Shirley Harrison (2007:71) dalam Susilawati (2014), dimensi citra perusahaan ada empat, antara lain :
1.      Personality (Kepribadian), yakni keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami oleh lingkungan di luar perusahaan, misalnya keyakinan pada perusahaan, dan tingkat tanggungjawab sosial.
2.      Reputation (Reputasi), yakni keyakinan seseorang terhadap perusahaan berdasarkan pengalaman pribadi atau orang lain atas jasa atau produk perusahaan, kenyamanan ketika menggunakan pelayanan pada jasa perusahaan tersebut.
3.      Values/Ethics (Nilai/Etika), yakni nilai-nilai dan filosofi yang dianut perusahaan, misalnya keramahan pelayanan, gaya kerja, dan komunikasi baik internal perusahaan maupun interaksi dengan pihak luar.
4.      Corporate identity (Identitas Korporat), yakni identitas dalam nama, simbol, logo, warna dan ritual untuk memunculkan perusahaan, merk dan kepentingan perusahaan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Management introducing uts 2019

MANAGEMENT INTRODUCTIONS   SOAL UTS         : 2019 /semester I , Waktu    : 1 jam. -------------------------------------------------...