ANALISA KASUS : PEMBICARAAN DENGAN GEORGE
Situasi :
George, direktur perencanaan ekonomi di suatu perusahaan besar, menyerahkan
laporan pada atasannya. Laporan tersebut terlambat karena George harus
mengerjakan sendiri dikarenakan masalah-masalah staffing. George memberitahukan
bahwa ia telah bekerja lebih keras daripada yang lain tetapi tidak mendapatkan
penghargaan. la mengakhiri diskusi tersebut dengan mengatakan bahwa ia harus
kembali pada pekerjaannya yang menumpuk.
Masalah :
George
tidak menjalankan tugas-tugasnya
sebagai seorang manajer. Ia tidak bekerja melalui atau
bahkan dengan orang lain. la
tidak merencanakan, mengorganisir, memimpin,
atau mengendalikan. Mungkin yang
paling penting, ia
tidak melimpahkan tugas - tugasnya .
Terbukti bahwa ia tidak melakukan penjadwalan. Walaupun George tahu bahwa Irving tidak
akan bisa mengerjakan laporan
tersebut, ia tidak berusaha untuk
menjadwalkan kembali pekerjaan tersebut. Penyakit Frank yang
tak terduga hanyalah
suatu alasan yang dibenarkan untuk laporan yang
terlambat.
Kehilangan seorang pegawai dalam satu minggu bagi George juga merupakan
tanda kegagalannya untuk memimpin. Paling tidak ia seharusnya sudah mendapatkan
berita tersebut sebelumnya. Mungkin ketidakmampuan George untuk melimpahkan
tugasnya membuat karyawannya merasa terasing.
Mungkin George terus berusaha untuk menanjak dalam organisasi tsb
tanpa memikirkan kwalitas kerja yang berbeda yang dibutuh kan oleh suatu pekerjaan tingkat manajemen.
Nampaknya ia percaya bahwa sebagai seorang manajer, ia sendiri, bukan
bawahannya, yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah
melihat draft pertama untuk pertama kalinya, ia langsung mengambil alih proyek
itu, tanpa memberikanriya kembali dengan beberapa rekomendasi
perubahan-perubahan.
JAWABAN
:
1.
Mengapa George menemui
banyak kesulitan dalam memenuhi
jadwal?
George tidak bisa memenuhi jadwal karena ia tidak menjalankan tugas sebagai seorang manajer. la tidak merencanakan untuk hal-hal yang
tidak terduga, seperti manajer. la tidak memperdulikan perubahan-perubahan standard rutin, seperti liburan pegawai yang bisa mempengaruhi jadwal.
Selain itu George tidak melimpahkan
tanggung jawabnya yang bisa menimbulkan moral yang buruk
di antara bawahannya,
seperti yang ditunjukkan
oleh tingkat perputaran tenaga kerja yang tinggi di unit kerjanya. Akhirnya, George tidak
berkomunikasi baik dengan
atasannya atau bawahannya.
Ia tidak menginstrusikan bawahannya untuk memperbaiki draft pertamanya dan
memberitahu atasannya tentang kesulitan-kesulitan khusus yang menunda laporan
tsb, tetapi sebaliknya ia bekerja lembur untuk menyelesaikan laporan tersebut
walaupun tetap tidak bisa memenuhi jadwal.
2.
Bagaimana George membatasi tanggung
jawabnya sebagai seorang manajer?
Sebagai seorang manajer, George menganggap
dirinya bertanggung-jawab untuk pelaksanaan semua tugas, ia sebagai pelaku,
bukan pengawas. Menurut George tanggung jawab manajer lebih terletak pada
tugas-tugas tersebut daripada pada bawahannya.
3.
Menurut anda bagaimana
George bisa mempunyai kebiasaan mengatur seperti itu?
Pada tahun-tahun permulaan di perusahaan tersebut George mungkin
telah mengabdikan seluruh waktunya untuk melaksanakan tugas tugasnya, sehingga
ia diberi promosi. Ketika ia menanjak di perusahaan tsb tanggung jawabnya
menjadi lebih kompleks dan semakin sulit untuk mengerjakannya sendiri. Tetapi
George tidak pernah menyesuaikan kebiasaannya dengan pekerjaannya yang
menumpuk, dan sebagai seorang manajer ia masih beranggapan bertanggung-jawab
penuh untuk melaksanakan tugas tersebut.
Hal ini berarti ia masih
melihat peranannya dari pandangan seorang bawahan dan merasa tidak enak untuk
melimpahkan tanggung-jawab.
Karena laporan
yang terlambat itu
nampaknya bukan merupakan suatu
kejadian yang tersendiri, sang atasan mungkin tidak memberi George bimbingan yang berarti. Ia mampu untuk mengerti alasan
mengapa George mengalami kesulitan tetapi
ia tidak memberikan saran-saran untuk
memecahkan masalah tsb.
4.
Dapatkah atasannya membantu
George melihat kerja dengan cara yang berbeda dan mengubah caranya mengelola
pekerjaan ?
Atasannya mfingkin bisa
membantu George untuk melihat pekerjaannya secara “berbeda dan mengubah
caranya mengelola pekerjaan dengan cara mempelajari apakah George telah
mengerti tugas- tugas manajernya dan dalam hal ini dengan cara menyarankan
cara-cara untuk melaksanakan tujuan pekerjaan tsb. Selain itu ia bisa melihat
apakah ada suatu training manajer yang bisa berguna untuk George.
Atasannya bisa juga
menunjukkan George metode yang lebih efisien untuk menjadwalkan dan menyusun
pekerjaan, tetapi ia harus memperhatikan pekerjaan George; tujuannya bukanlah
untuk melihat kerja George yang menumpuk tapi untuk memperlihatkan padanya
bagaimana mendistribusikan pekerjaan itu.
5.
Bagaimana bila George dipekerjakan
sebagai seorang supervisor? Sebagai partner kerja ? Sebagai
bawahan ?
George mungkin akan
menjadi atasan yang mengecewakan, sulit untuk mengatakan pekerjaan macan apa
yang akan ia berikan pada bawahannya, tapi ia akan selalu mengawasi pada mereka
dan menunjukkan sikap “aku bisa mengerjakan lebih baik dari pada kamu”.
Sebagai partner kerja, ia mungkin senang untuk
membantu orang lain tetapi menolak bantuan orang lain untuk membantu
pekerjaannya. Dalam beberapa hal ia mungkin berusaha untuk mengambil alih
proyek partner kerjanya.
Sebagai bawahan, George akan menimbulkan kesulitan.
Atasannya akan menemui kesulitan untuk menemukan apa yang terjadi di tingkat
bawahnya karena George bertindak seperti suatu leher botol. Selain itu tugas
yang diberikan oleh atasannya akan sering tidak selesai pada waktunya (seperti
yang diperlihatkan pada kasus yang diatas) .
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.