Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua
keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya
manusianya seperti desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja,
kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Definisi Manajemen
sumber daya manusia menurut Bambang Wahyudi (1991:3) adalah :
“Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni atau proses
memperoleh memajukan atau mengembangkan atau memelihara sumber daya manusia
yang kompeten sedemikian rupa, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efisien dan ada keputusan pada diri pribadi-pribadi bersangkutan.”
Sedangkan pengertian Manajemen sumber daya manusia
menurut Hasibuan, Malayu S P (2006:10) mengemukakan bahwa :
“Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan
dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat”.
Pengertian Manajemen sumber daya manusia menurut
Gary Dessler (1997:2) sebagai berikut :
“Kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek
“orang” atau sumber daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi
perekrutan penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian.”
Dari beberapa ahli yang telah
mengemukakan pendapatnya menunjukan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya, secara efisien, efektif dan produktif.
Sudah merupakan tugas manajemen SDM
untuk mengelola manusia seefektif mungkin, karena sumber daya manusia
memberikan kontribusi yang berkesinambungan pada keunggulan kompetitif suatu
organisasi, oleh karena itu diperlukan strategi untuk dasar penyusunan perencanaan
agar dapat mengelola SDM.
Strategi Perencanaan Sumber Daya Manusia
Definisi perencanaan Strategis menurut Anwar
Prabu Mangkunegara (2009:17) adalah :
“Perencanaan strategis merupakan proses penetapan tujuan organisasi
dalam jangka panjang dan menentukan program-program kerja untuk mencapai tujuan
tersebut.”
Definisi perencanaan Strategis menurut Robert L.
Mathis dan John H. Jackson dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2001:43) adalah :
“Perencanaan strategis adalah proses mengidentifikasi tujuan organisasi
dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.”
Unsur-unsur dari strategi perencanaan menurut
Veithzal Rivai (2009:79) adalah :
1.
Filosofi
perusahaan.
2.
Kondisi
lingkungan.
3.
Kekuatan dan
kelemahan.
4.
Tujuan dan
sasaran.
5.
Strategi Akhir
Adapun penjelasannya akan diuraikan sebagai
berikut :
1.
Mendefinisikan
filosofi perusahaan sebagai langkah awal. Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan
adalah yang berhubungan dengan bentuk bisnis perusahaan, termasuk mengapa
perusahaan didirikan? Apa kontribusi perusahaan pada SDM? Apa motif dari
pemilik atau manajer ketika mendirikan perusahaan?
2.
Mengkaji
kondisi lingkungan, dalam hal ini akan timbul pertanyaan : Perubahan teknologi,
sosial, ekonomi, budaya dan politik apa yang kemungkinan akan menjadi peluang dan
ancaman bagi perusahaan? Bagaimana dengan suplai SDM? Bagaimana kemungkinan
meningkatnya tuntutan hukum tentang kebijakan perusahaan dikemudian hari?
Bagaimana perusahaan menghadapi derasnya perubahan teknologi? Sudahkah
diperhitungkan kekuatan, strategi dan kelemahan pesaing, bahkan strategi
perusahaan lain yang akan mempengaruhi arah bisnis perusahaan dimasa mendatang?
3.
Mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Pertanyaan yang mungkin timbul disini adalah
: Faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan bisnis perusahaan? Faktor-faktor
apa saja yang dapat menjadi penghalang dalam menentukan alternatif pilihan atau
tindakan? Faktor-faktor SDM apa yang kemungkinan akan menjadi penghambat atau
merintangi strategi perencanaan (usia, gaji, kurangnya promosi)?
4.
Menentukan
tujuan dan sasaran perusahaan, dalam hal ini akan timbul pertanyaan penting
lainnya : Apa tujuan pemasarannya? Bagaimana proyeksi laba, serta kapan
investasi akan kembali? Apa dasar penghitungan penentuan target tersebut
bagaimana pola marketingnya? Siapa segmen pasarnya?
5.
Menyusun
strategi akhir, penting mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut
ini : Program-program apa yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
operasional tersebut?
Robert L. Mathis & John H. Jackson
(2001:45) dalam buku karangannya
yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia, mengatakan ada
empat faktor penting untuk tindakan strategis organisasi yang berhubungan
dengan sumber daya manusia, faktor-faktor tersebut disebut kerangka kerja VRIO, yaitu :
1. Nilai (value).
2. Keunikan (rareness).
3. Kemampuan untuk mencontoh (imitability).
4. Organisasi (organization).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Nilai (value) : Sumber daya
manusia yang dapat menciptakan nilai adalah sumber daya manusia yang peka
terhadap ancaman dan kesempatan dari luar. Dengan memiliki kemampuan ini
berarti para tenaga kerja dapat membuat keputusan dan dapat menjadi inovatif
pada saat menghadapi perubahan lingkungan.
2. Keunikan (rareness) :
Kemampuan khusus orang dalam organisasi memberikan keuntungan besar. Sangatlah
penting sumber daya manusia dalam suatu organisasi diberikan pelatihan dan
pengembangan untuk meningkatkan kemampuannya, sehingga mereka akan
terus-menerus dipandang sebagai “yang terbaik” oleh para pelanggan dan
kompetitor. Hal ini juga membantu dalam usaha menarik dan mempertahankan para
tenaga kerja yang memiliki pengetahuan khusus dan unik, keahlian dan kemampuan.
Mengurangi keluar masuknya tenaga kerja tentu saja penting dalam mempertahankan
keunikan dari sumber daya manusia.
3. Kemampuan untuk mencontoh (imitability)
: Sumber daya manusia memiliki nilai strategis khusus. Mereka tidak dengan
mudah ditiru oleh yang lain. Southwest Airlines, Disney dan Marriot Corporation
masing-masing telah menghasilkan citra kepada pelanggan dan pesaing bahwa
pelayanan kepada pelanggan mereka berbeda dan lebih baik. Pesaing yang ingin
mencoba mencontoh budaya sumber daya manusia pada organisasi ini harus
melakukan banyak perubahan pada aspek organisasi dan sumber daya manusianya.
4. Organisasi : Sumber daya manusia harus diorganisasi untuk memberikan
kekuatan daya saing perusahaan. Ini berarti sumber daya manusia harus mampu
bekerja secara efektif dan harus membuat kebijakan dan program sumber daya
manusia yang mendukung para tenaga kerja dalam organisasi tersebut.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Definisi Perencanaan Sumber Daya Manusia menurut Hasibuan, Malayu S P dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (2001:250) sebagai berikut :
“Perencanaan sumber daya manusia adalah merencanakan
tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien
dalam membantu terwujudnya tujuan.”
Definisi
Perencanaan Sumber Daya Manusia menurut Hadari Nawawi dalam buku Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit yang Kompetitif (2008:44) adalah sebagai berikut
“Perencanaan SDM adalah proses menetapkan
strategi untuk memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan SDM
sesuai dengan kebutuhan organisasi/perusahaan sekarang dan pengembangannya
dimasa sepan.”
Definisi Perencanaan
Sumber Daya Manusia menurut Veithzal Rivai dalam buku Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan (2009:41) adalah sebagai berikut :
“Perencanaan SDM adalah menentukan kualifikasi
SDM, yang dibutuhkan perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka
panjang termasuk jumlah SDM yang dibutuhkan untuk tercapainya tujuan
perusahaan.”
Definisi
Perencanaan Sumber Daya Manusia menurut Anwar Prabu Mangkunegara dalam buku Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia (2009:6) adalah sebagai berikut :
“Perencanaan Sumber Daya Manusia atau
Perencanaan Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu proses menentukan
kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan pengembangan,
pengimplementasian dan pengendalian kebutuhan tersebut yang berintegrasi dengan
perencanaan organisasi agar tercipta jumlah pegawai, penempatan pegawai yang
tepat dan bermanfaat secara ekonomis.”
Perencanaan menurut George R. Terry dalam buku
Hasibuan, Malayu S P (2001:249) ialah :
“Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
hasil yang diinginkan.”
Definisi
Perencanaan Sumber Daya Manusia menurut Andrew E. Sikula dalam buku Anwar Prabu Mangkunegara (2009:5) adalah :
“Perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja
didefinisikan sebagai proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja dan cara
memenuhi kebutuhan tersebut untuk melaksanakan rencana terpadu organisasi.”
Kepentingan perencanaan sumber daya manusia menurut Bambang Wahyudi (1991:53) adalah sebagai berikut:
Kepentingan perencanaan sumber daya manusia ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
1.
Kepentingan individu tenaga kerja sendiri.
2.
Kepentingan organisasi.
3.
Kepentingan negara.
4.
Kedudukan
sebuah rencana.
Adapun penjelasannya akan diuraikan sebagai berikut :
1. Kepentingan perencanaan sumber daya manusia ditinjau dari sudut kepentingan individu tenaga
kerja sendiri. Bagi seorang pekerja, mengetahui secara pasti rencana tentang
ketenagakerjaan dari organisasi tempat ia berada akan memungkinkannya untuk
menyusun rencana pengembangan karir bagi dirinya sendiri. Artinya bagi seorang
tenaga kerja dalam suatu organisasi, suatu perencanaan tenaga kerja akan sangat
membantu bagi dirinya dalam menentukan masa depannya didalam organisasi yang
bersangkutan. Dari rencana organisasi tersebut, seorang tenaga kerja akan
mengetahui :
a. Bagaimana kemampuan pengembangan jenjang karirnya.
b. Kemampuan apa yang harus dimilikinya untuk memungkinkan dirinya
menduduki suatu jabatan tertentu.
c. Waktu yang terbaik untuk menjangkau.
Dengan mengetahui
hal-hal tersebut diatas, maka seorang tenaga kerja akan dapat menyusun rencana
tentang apa yang harus dilakukannya.
2. Kepentingan perencanaan sumber daya manusia ditinjau dari sudut kepentingan organisasi.
Suatu perencanaan tenaga kerja akan membantu pimpinan organisasi dalam upaya
mendayagunakan sumber daya manusia yang ada, sehingga organisasi akan mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya dalam jangka waktu panjang. Dengan
perencanaan tenaga kerja yang baik suatu organisasi akan mampu untuk menarik
tenaga kerja yang benar-benar dibutuhkan, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif dan dilakukan pada waktu yang tepat. Ketepatan dalam menentukan
jumlah, kualitas dan waktu penarikannya serta didukung oleh penempatan yang
tepat pula, akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi, yang
akan menambah kuatnya daya saing organisasi tersebut terhadap organisasi lain.
3. Kepentingan perencanaan
sumber daya manusia ditinjau dari sudut kepentingan negara. Suatu perencanaan tenaga kerja akan
memungkinkan negara tersebut untuk mengatur program penataan dan pengembangan
sumber daya manusia, guna mendukung terciptanya negara sebagai organisasi yang
memiliki efisiensi yang tinggi. Suatu negara (sebagai sebuah sistem) yang terdiri
dari organisasi-organisasi (sebagai sub-sistem) yang memiliki tingkat efisiensi
dan efektivitas yang tinggi didalamnya akan menyebabkan negara tersebut juga
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi pula, sehingga mampu bersaing dengan
negara-negara lain di tingkat internasional.
4. Kepentingan perencanaan sumber daya manusia ditinjau dari kedudukan sebuah rencana. Kita dapat melihat bahwa suatu
perencanaan sumber daya manusia memiliki kedudukan yang sangat penting, karena
:
a. Sebuah rencana membimbing kearah sukses.
Artinya dengan suatu rencana, dimungkinkan melakukan pendayagunaan
tenaga kerja secara optimal melalui penempatan pada jabatan-jabatan tertentu
dengan jenjang karir yang sesuai dengan kepentingan individu maupun organisasi.
Jadi dengan menggunakan suatu kita akan mempunyai keyakinan bahwa tenaga kerja
yang ada akan dipergunakan secara efisien dan efektif.
b.
Sebuah rencana
akan memungkinkan organisasi melakukan penyesuaian dengan perubahan-perubahan
yang mungkin terjadi. Dengan sebuah rencana kita akan mampu mengantisipasi
kondisi bisnis yang akan datang secara lebih awal, sehingga memungkinkan
organisasi melakukan tindakan-tindakan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang
dimilikinya, baik melalui pelatihan, mutasi dan sebagainya, disesuakan dengan
kebutuhan tenaga kerja sebagai akibat adanya perubahan-perubahan dikemudian
hari.
c. Sebuah rencana mengharuskan seorang manajer
untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan perkembangan organisasi
berarti kita harus menetapkan tujuan yang hendak dicapai secara spesifik, baik
tujuan umum maupun tujuan-tujuan bagiannya, termasuk penetapan tujuan pada
masalah ketenagakerjaannya.
d. Sebuah rencana memungkinkan dilakukannya pengawasan
secara efektif. Dengan sebuah rencana berarti kita memiliki suatu standar yang
akan digunakan dalam melakukan tindakan pengawasan/evaluasi. Dengan rencana
tersebut kita akan mengetahui kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang
dibutuhkan, yang tentu saja akan digunakan sebagai dasar penilaian apakah
kegiatan yang dilakukan telah memenuhi standar yang ditetapkan.
Tujuan
Perencanaan SDM
Tujuan perencanaan SDM
menurut Hasibuan, Malayu S P (2001:250) adalah :
1.
Untuk menentukan
kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua jabatan dalam
perusahaan.
2.
Untuk menjamin
tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan
ada yang mengerjakannya.
3.
Untuk menghindari
terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam implementasi tugas.
4.
Untuk mempermudah
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) sehingga produktifitas kerja
meningkat.
5.
Untuk menghindari
kekurangan dan atau kelebihan karyawan.
6.
Untuk menjadi
pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian karyawan.
7.
Menjadi pedoman
dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau horizontal) dan pensiunan karyawan.
8.
Menjadi dasar
dalam melakukan penilaian karyawan.
Manfaat Perencanaan SDM
Sejalan dengan tujuan perencanaan SDM di
lingkungan sebuah organisasi/perusahaan, maka terdapat beberapa manfaat yang
didapat jika implementasinya berlangsung secara obyektif. Manfaat perencanaan
sumber daya manusia tersebut menurut Hadari Nawawi (2008:70) adalah sebagai
berikut :
1.
Meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pendayagunaan SDM.
Pendayagunaan SDM akan berlangsung efektif dan
efisien karena perencanaan SDM harus dimulai dengan kegiatan pengaturan kembali
atau penempatan ulang (restaffing/replacement)
SDM yang dimiliki. Penempatan ulang dimaksudkan agar setiap dan semua SDM yang
dimiliki bekerja pada jabatan atau pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya.
Dengan kata lain setiap pekerjaan/jabatan dilaksanakan oleh SDM yang kualifaid,
yang dapat memberikan kontribusi maksimal pada pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan.
2.
Menyelaraskan
aktivitas SDM berdasarkan potensinya masing-masing dengan tugas-tugas yang
sasarannya berpengaruh pada peningkatan efisiensi dan efektivitas pencapaian
tujuan organisasi/perusahaan. Dengan kata lain setiap dan semua SDM berpeluang
untuk berperilaku proaktif dalam bekerja, karena setiap tugas dan masalah yang
berada dalam lingkup kemampuannya akan dapat diselesaikan secara baik sebagai
prestasi yang memberikan kepuasan dalam bekerja.
3.
Meningkatkan
kecermatan dan penghematan biaya (cost)
dan tenaga dalam melaksanakan rekrutmen dan seleksi.
Rekrutmen dan seleksi untuk menindaklanjuti
perencanaan SDM harus didahului dengan melaksanakan promosi dan pemindahan
jabatan, mempensiunkan dan memberhentikan pekerja sesuai alasan masing-masing.
Dengan demikian pembiayaan (cost)
dapat dihemat, karena melalui ketepatan penempatan ulang tidak akan terjadi
penempatan yang keliru, sehingga tidak perlu menyediakan pembiayaan untuk
mengangkat atau menambah SDM dari sumber eksternal, jika masih tersedia dari
sumber internal yang memenuhi kualifikasi untuk mengisi kekosongan. Disamping
itu kontribusi SDM akan meningkat sebanding atau melebihi pembiayaan (cost) SDM yang dipergunakan.
4.
Perencanaan SDM
yang profesional mendorong usaha menciptakan dan menyempurnakan Sistem
Informasi SDM agar selalu akurat siap pakai untuk berbagai kegiatan Manajemen
SDM lainnya. Selanjutnya informasi dari perencanaan SDM dapat digunakan untuk
melengkapi informasi didalam sistem informasi SDM. Berikutnya informasi dari
sistem informasi SDM yang terus menerus dikembangkan itu, dapat digunakan untuk
melengkapi Sistem Informasi Manajemen (SIM) organisasi/perusahaan.
5.
Perencanaan SDM
dapat meningkatkan koordinasi antar manajer unit kerja/departemen, yang akan
berkelanjutan juga dalam melaksanakan kegiatan manajemen SDM lainnya, bahkan
dapat dikembangkan dalam melaksanakan kegiatan bisnis yang memerlukan
kerjasama.
Syarat-syarat
perencanaan SDM
Syarat-syarat perencanaan
SDM menurut Hasibuan, Malayu S P (2001:253) adalah sebagai berikut :
1.
Harus mengetahui
secara jelas masalah yang akan di rencanakannya.
2.
Harus mampu
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM.
3.
Harus mempunyai
pengetahuan yang luas tentang job analysis,
organisasi dan situasi persediaan SDM.
4.
Harus mampu
membaca situasi SDM masa kini dan masa mendatang.
5.
Harus mampu
memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi
masa depan.
6.
Harus mengetahui
secara luas peraturan dan kebijaksanan perburuhan pemerintah.
Kendala-kendala dalam perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) menurut
Hasibuan, Malayu S P (2001:255) adalah sebagai berikut :
1. Standar kemampuan
SDM.
2. Manusia Sebagai
Mahluk Hidup.
3. Situasi SDM.
4. Kebijakan
Pemerintah.
Adapun penjelasannya akan diuraikan sebagai
berikut :
1.
Standar kemampuan SDM yang pasti belum
ada, akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-ramalan
(prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius
dalam perencanaan SDM untuk menghitung potensi SDM secara pasti.
2.
Sebagai mahluk hidup, manusia tidak
dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Misalnya, ia mampu tapi kurang mau
melepaskan kemampuannya. Hal ini menjadi salah satu kendala perencanaan SDM,
karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana.
3.
Situasi SDM seperti
persediaan, mutu, dan penyebaran penduduk yang
kurang mendukung kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini pula menjadi kendala proses
perencanaan SDM yang baik dan benar.
4.
Kebijakan pemerintah tentang
ketenagakerjaan, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA, dan kendala lain dalam
perencanaan SDM untuk membuat rencana yang baik dan tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perencanaan Sumber Daya Manusia menurut Hadari Nawawi (2008:148)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Perencanaan Sumber Daya Manusia, yaitu :
1.
Faktor Internal
a.
Faktor Rencana Strategik (RENSTRA) dan Rencana Operasional (RENOP).
b.
Faktor prediksi produksi dan penjualan.
c.
Faktor anggaran/pembiayaan (cost) SDM.
d.
Faktor bisnis baru.
e.
Faktor struktur organisasi dan desain pekerjaan.
f.
Faktor keterbukaan dan keikutsertaan
manajer.
g.
Faktor Ketenagakerjaan
2.
Faktor Eksternal
a.
Faktor Ekonomi
Nasional dan Internasional (Global).
b.
Faktor Sosial,
Politik dan Hukum.
c.
Faktor Hukum Nasional dan Internasional
d.
Faktor Kemajuan dan
Perkembangan Ilmu dan Teknologi.
e.
Faktor Pasar
Tenaga Kerja dan Perusahaan
Pesaing.
Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut berikut :
1.
Faktor Internal
Faktor internal adalah kondisi
persiapan dan kesiapan SDM sebuah organisasi/perusahaan dalam melakukan
operasional bisnis pada masa sekarang dan untuk mengantisipasi perkembangannya
dimasa depan. Dengan kata lain faktor internal adalah alasan permintaan SDM,
yang bersumber dari kekurangan SDM didalam organisasi/perusahaan yang
melaksanakan bisnisnya, yang menyebabkan diperlukan penambahan jumlah SDM.
Alasan ini terdiri dari:
a.
Faktor Rencana Strategik (RENSTRA) dan Rencana Operasional (RENOP).
1) Pengadaan SDM dilingkungan organisasi/perusahaan adalah untuk
melaksanakan kegiatan bisnis yang terdapat didalam RENOP sebagai penjabaran
dari RENSTRA. Dengan demikian RENOP dan RENSTRA merupakan penyebab utama yang
terpenting dalam memprediksi permintaan SDM.
2) Prediksi perubahan dan perkembangan lingkungan bisnis harus diikuti
dengan merumuskan perencanaan SDM. Dengan demikian jika RENSTRA dan terutama
RENOP mengalami reviu/revisi untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan
lingkungan bisnis agar perusahaan mampu mempertahankan dan mengembangkan
eksistensinya, maka permintaan (demand)
SDM harus disesuaikan dengan perubahan tersebut. Perubahan juga dapat terjadi
jika perusahaan melakukan merger atau
akuisisi.
b.
Faktor prediksi produksi dan penjualan.
Dalam usaha
meningkatkan produktivitas dan penjualan yang melampaui batas kemampuan SDM
yang sudah dimiliki, mengharuskan dilakukan perencanaan penambahan SDM baru.
c.
Faktor anggaran/pembiayaan (cost) SDM.
Sejalan dengan uraian
diatas, bahwa prediksi atau permintaan SDM harus memperhitungkan persentase
anggaran pembiayaan SDM khususnya upah/gaji yang disediakan perusahaan dari
laba kompetitif yang berkelanjutan, sebagai sumber satu-satunya yang dapat
dipergunakan dalam menambah jumlah SDM. Berarti perusahaan harus menjamin bahwa
upah/gaji tetap karyawan yang dipekerjakan sebagai karyawan tetap dapat dibayar
secara berkelanjutan meskipun perusahaan mengalami penurunan laba bahkan
mengalami kerugian.
d.
Faktor bisnis baru.
Bisnis baru dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan pada dasarnya
berarti pengembangan jenis produk dengan mempergunakan teknologi yang dimiliki
yang belum dipergunakan secara maksimal. Pengembangan produk
baru akan berdampak diperlukannya penambahan sumber daya manusia, karena
terjadi penambahan pekerjaan dan bahkan mungkin bertambahnya jabatan baru.
e.
Faktor struktur organisasi dan desain pekerjaan.
Dengan kata lain
setiap dilakukan penambahan atau pengurangan unit kerja (divisi, departemen dan lain-lain yang tersusun
secara vertikal dan horizontal), pada tahap awal berpengaruh pada prediksi jumlah dan kualifikasi manajer/pimpinan yang
dibutuhkan. Berikutnya dari segi volume dan beban tugas, tanggungjawab
dan jenis pekerjaan, setiap unit kerja membutuhkan staf dan pelaksana pekerjaan
yang berbeda jumlah dan kualifikasinya.
f.
Faktor keterbukaan dan keikutsertaan
manajer.
Sebab permintaan SDM terkait erat dengan filsafat
dan kebijaksanaan manajemen puncak dalam memperlakukan SDM di lingkungan sebuah
organisasi/perusahaan. Kebijaksanaan dapat berbentuk diskriminatif yang
didasari nilai-nilai otoriter yang mengakibatkan prediksi jumlah dan
kualifikasi permintaan SDM harus disesuaikan dengan keinginan manajer puncak
tanpa boleh diubah atau diperbaiki, ataupun kebijaksanaan tanpa diskriminasi
dengan nilai-nilai demokratis memungkinkan perencanaan SDM memprediksi jumlah
dan kualifikasi permintaan SDM secara obyektif dan akurat.
g. Faktor Ketenagakerjaan.
Faktor ini adalah
kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki perusahaan sekarang dan prediksinya
dimasa depan yang berpengaruh pada permintaan tenaga kerja baru. Beberapa dari
faktor ini adalah :
1) Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang akan pensiun.
2) Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti/keluar dan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
atau kontrak kerja.
3) Prediksi yang meninggal dunia perlu dilakukan dilingkungan
organisasi/perusahaan yang telah memiliki SDM dalam jumlah besar yang sudah
seharusnya memiliki Sistem Informasi SDM yang akurat. Prediksi ini dilakukan
karena kemungkinan terjadi diluar kekuasaan manusia atau tidak tergantung usia,
sehingga mungkin saja dialami pekerja yang usianya relatif masih muda.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal
adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar kendali perusahaan yang
berpengaruh pada rencana strategik dan rencana operasional, sehingga langsung
atau tidak langsung berpengaruh pada perencanaan SDM. Faktor eksternal tersebut
pada dasarnya dapat dikategorikan sebagai sebab atau alasan permintaan SDM
dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan. Faktor eksternal terdiri dari :
a. Faktor Ekonomi Nasional dan Internasional
(Global).
Kondisi ekonomi dan moneter internasional yang
berpengaruh pada meningkat atau menurunnya persentase pertumbuhan ekonomi dan
moneter nasional, tinggi rendahnya atau tingkat penghasilan perkapita, inflasi,
nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing khususnya US Dollar, krisis ekonomi,
krisis moneter, menurunnya daya beli masyarakat dan lain-lain yang sangat
berpengaruh pada kemampuan organisasi/perusahaan dalam mempertahankan dan
mengembangkan eksistensinya. Dengan kata lain kondisi ekonomi/moneter
internasional dan trend pertumbuhan ekonomi/moneter nasional, baik meningkat
maupun menurun dalam kegiatan bisnis kerapkali mamaksa sebuah
organisasi/perusahaan melakukan revisi/reviu terhadap RENSTRA dan RENOP, yang
akan langsung berpengaruh pada permintaan SDM dalam segi jumlah maupun
kualifikasinya dalam perencanaan SDM.
b. Faktor Sosial, Politik dan Hukum.
1)
Faktor sosial
Faktor ini menggambarkan merata atau tidak
tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu wilayah sebagai hasil dari
interaksi sosial antar individu dan individu dengan kelompok sosial termasuk
juga dengan organisasi dibidang bisnis. Faktor sosial yang bersumber dari
interaksi seperti diatas, terlihat dalam adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan,
kehidupan beragama, rata-rata tingkat pendidikan, jumlah populasi, kondisi
ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan dan lain-lain, kondisi tersebut secara
langsung berpengaruh pada jenis dan cara mengkonsumsi produk (barang atau jasa)
yang dipasarkan oleh perusahaan/organisasi.
2)
Faktor politik
a)
Politik Negara/Nasional
Organisasi bisnis dalam mempertahankan dan
mengembangkan eksistensinya sangat memerlukan kondisi negara yang memiliki
stabilitas politik, ekonomi, sosial, budaya, ketertiban dan keamanan yang
dinamis di negara operasional bisnisnya. Dalam kondisi tersebut berarti
pemerintah memiliki kemampuan melindungi hak dan kewajiban warga negara dan
pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya yang akan berdampak pada kesediaan
pelaku bisnis menanamkan investasinya yang akan meningkatkan dan mengembangkan
aktivitas bisnis dan mengembangkan organisasi bisnis yang pada akhirnya
berdampak pada meningkatnya kebutuhan untuk mendapatkan SDM.
b)
Politik Internasional/Global
Politik Internasional pada dasarnya berarti
kemampuan dan kebijakan suatu negara dalam memelihara dan mengembangkan
dinamika hubungan bilateral dengan negara-negara lain diseluruh dunia. Dalam
kenyataan politik internasional sangat dipengaruhi dan bahkan cenderung
ditentukan oleh negara-negara maju atau negara-negara industri, yang
menggunakan bidang ekonomi sebagai sarananya mempengaruhi politik nasional
negara berkembang. Pengaruh positif maupun negatif terhadap pertumbuhan ekonomi
dan moneter seperti diuraikan diatas akan mempengaruhi RENSTRA dan RENOP yang
secara langsung berpengaruh pada permintaan SDM dalam perencanaan SDM setiap
dan semua organisasi/perusahaan di negara berkembang.
c. Faktor Hukum Nasional dan Internasional
1) Hukum Nasional
Kekuatan dan kekuasaan
hukum suatu ketentuan perundang-undangan secara yuridis formal, yang cakupan
wilayah berlakunya disebuah negara disebut hukum nasional. Diantaranya terdapat
ketentuan yang memberikan perlindungan dan jaminan pada eksistensi
organisasi/perusahaan domestik dan multinasional dalam menjalankan bisnisnya
secara operasional, seperti perizinan mendirikan perusahaan dan melakukan
operasional bisnis, kewajiban membayar upah, perpajakan, pemilikan aset, ekspor
dan impor, perlindungan dan pembatasan tenaga kerja asing, perlindungan tenaga
kerja domestik dan lain-lain. Semua ketentuan hukum tersebut sangat berpengaruh
pada prediksi permintaan SDM dalam perencanaan SDM, karena perkembangan
eksistensi perusahaan sangat tergantung pada kemampuan organisasi/perusahaan
mematuhinya.
2) Hukum Internasional
Hukum Internasional
adalah komitmen antar dua atau lebih, bahkan seluruh negara di dunia atau antar
suatu negara dengan badan internasional yang memiliki kekuatan dan kekuasaan
yuridis formal (hukum). Komitmen dapat dilakukan dalam berbagai bidang antara
lain bidang ekonomi atau pengaturan operasional bisnis diantara negara-negara
yang menyepakatinya, yang semuanya itu akan sangat besar pengaruhnya pada
kegiatan bisnis dan eksistensi organisasi bisnis, yang kemudian berpengaruh
pada prediksi permintaan dalam segi kualifikasinya dalam perencanaan SDM,
diantaranya adalah kualifikasi SDM yang memiliki kemampuan melaksanakan bisnis
internasional secara efektif dan efisien.
d. Faktor Kemajuan dan Perkembangan Ilmu dan Teknologi.
Ilmu dan teknologi sangat pesat kemajuan dan
perkembangannya pada akhir abad 20, akan terus berlanjut sepanjang abad 21
sekarang ini. Banyak penemuan-penemuan baru yang berhubungan langsung dan tidak
langsung dengan kegiatan bisnis, diantaranya peralatan kerja berteknologi
canggih, yang berpengaruh pada kecepatan dan kualitas produksi, meningkatkan
efisiensi kerja, produktivitas dan kualitas produk (barang atau jasa). Kondisi
tersebut mengharuskan perusahaan mengadaptasi perubahan, perkembangan dan
kemajuan ilmu dan teknologi agar mampu berkompetisi dengan perusahaan sejenis,
yang berdampak pada prediksi permintaan terutama dari segi kualifikasinya dalam
membuat perencanaan SDM.
e. Faktor Pasar Tenaga Kerja dan Perusahaan Pesaing.
1) Pasar tenaga kerja adalah areal geografi yang
memiliki persediaan tenaga kerja yang dibutuhkan sebuah perusahaan yang penggunaannya
berlangsung dua arah interaksi antara Permintaan (demand) dan persediaan (supply),
hasil interaksi tersebut disebut Rasio Seleksi berupa perbandingan antara
jumlah jabatan/pekerjaan yang membutuhkan pekerja, dengan jumlah pencari kerja.
Rasio seleksi menggambarkan persediaan tenaga kerja dipasar tenaga kerja, jika
rasio seleksi kecil menunjukkan dipasar tenaga kerja sulit mendapatkan SDM yang
dibutuhkan untuk mengisi jabatan/pekerjaan yang ditawarkan. Sebaliknya rasio
seleksi besar menunjukkan dipasar tenaga kerja tersedia banyak SDM yang
dibutuhkan untuk mengisi jabatan/pekerjaan yang ditawarkan.
2) Perusahaan Pesaing
Organisasi/perusahaan
dalam bidang bisnis yang sama, membutuhkan SDM yang kualifikasinya sama pula,
yang akan menjadi penghambat perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan
eksistensinya adalah jika terjadi persaingan untuk memperoleh tenaga kerja
berkeahlian dan berketerampilan tinggi yang jumlahnya tidak banyak dipasar
tenaga kerja.
Fungsi Operasional MSDM
Fungsi
operasional Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Hasibuan Malayu S P (2001:27)
adalah :
1.
Pengadaan
2.
Pengembangan
3.
Kompensasi
4.
Pengintegrasian
5.
Pemeliharaan
6.
Kedisiplinan
7.
Pemberhentian
Penjelasannya akan diuraikan sebagai berikut :
1.
Pengadaan
Pengadaan (procurement)
adalah fungsi operasional pertama MSDM, yang meliputi proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang
efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan perusahaan.
Proses atau Langkah-langkah Pengadaan :
a.
Peramalan
kebutuhan tenaga kerja
Peramalan dimaksudkan agar jumlah kebutuhan
tenaga kerja masa kini dan masa depan sesuai dengan beban pekerjaan,
kekosongan-kekosongan dapat dihindarkan dan semua pekerjaan dapat dikerjakan.
Peramalan didasarkan kepada informasi faktor internal dan eksternal perusahaan.
b.
Penarikan
tenaga kerja
Penarikan adalah usaha mencari dan mempengaruhi
tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu
perusahaan. Proses penarikan karyawan meliputi :
1)
Penentuan dasar
penarikan
Dasar penarikan harus berpedoman pada
spesifikasi pekerjaan untuk menduduki jabatan tersebut.
2)
Penentuan
sumber-sumber penarikan
Sumber penarikan karyawan bisa berasal dari
internal maupun eksternal.
3)
Metode
penarikan
Metode penarikan menggunakan metode tertutup
atau terbuka.
c.
Seleksi
penerimaan karyawan
Seleksi adalah kegiatan pemilihan dan penentuan
pelamar yang diterima ataupun ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Metode
seleksi terbagi menjadi :
1)
Metode seleksi
non-ilmiah, yaitu seleksi dilaksanakan dengan tidak didasarkan kepada kriteria,
standar atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya
didasarkan pada prakiraan dan pengalaman saja.
2)
Metode ilmiah,
yaitu seleksi didasarkan pada job
specification (ilmu pengetahuan) dan kebutuhan nyata jabatan yang akan
diisi, serta berpedoman kepada kriteria dan standar tertentu.
2.
Pengembangan
Pengembangan (development) adalah fungsi operasional kedua dari manajemen
personalia, yaitu suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui
pendidikan dan latihan.
3.
Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Sistem kompensasi yang umum diterapkan adalah :
a.
Sistem waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji,
upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu atau bulan.
b.
Sistem hasil
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi atau
upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong,
meter, liter dan kilogram.
c.
Sistem borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan
yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama
mengerjakan.
Kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu :
a.
Kompensasi
Langsung (direct compensation) berupa
gaji, upah dan upah insentif.
b.
Kompensasi
Tidak Langsung (indirect compensation
atau employee welfare atau
Kesejahteraan Karyawan).
4.
Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan
keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerjasama yang
memberikan kepuasan.
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal
adalah sebagai berikut :
a.
Hubungan
antarmanusia (human relation)
Hubungan antarmanusia adalah hubungan
kemanusiaan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur
keinginan individu demi terpadunya kepentingan bersama. Manajer hendaknya
terbuka dan mendorong partisipasi dan keberanian para bawahan untuk
menyampaikan pendapat dan keluhannya dengan memanfaatkan komunikasi dua arah,
formal atau informal, vertikal atau horizontal sehingga terdapat pengertian dan
penghayatan mengenai kebijakan yang diambil.
b.
Motivasi (motivation)
Motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal.
Metode motivasi dibagi 2 yaitu :
1)
Motivasi
langsung (direct motivation)
Motivasi (materiil & nonmateriil) yang
diberikan langsung untuk memenuhi kepuasan karyawan, seperti pujian,
penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
2)
Motivasi tak
langsung (indirect motivation)
Motivasi berupa fasilitas-fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja, misalkan kursi yang empuk, mesin-mesin
yang baik, ruangan dan suasana kerja yang nyaman serta penempatan yang tepat.
c.
Kepemimpinan (leadership)
Kepemimpinan ialah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Gaya kepemimpinan dibagi menjadi 4, yaitu :
1)
Kepemimpinan
Otoriter
Orientasi kepemimpinannya difokuskan untuk
peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan
serta kesejahteraan bawahan.
2)
Kepemimpinan
Partisipatif
Pemimpin akan mendorong kemampuan bawahan
mengambil keputusan, dengan demikian pimpinan akan selalu membina bawahan untuk
menerima tanggung jawab yang lebih besar.
3)
Kepemimpinan
Delegatif
Seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada
bawahan dengan agak lengkap, sehingga bawahan dapat mengambil keputusan dan
kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.
4)
Kepemimpinan
Situasional
Gaya kepemimpinan diterapkan sesuai dengan
perilaku bawahan yang telah diobservasi sebelumnya.
d.
Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB)
KKB adalah adanya musyawarah dan mufakat antara
pimpinan perusahaan dengan pimpinan serikat karyawan (buruh) dalam memutuskan
masalah yang menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan perusahaan.
e.
Collective Bargaining
Collective Bargaining adalah adanya perundingan antara pimpinan perusahaan dengan pimpinan
serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan keputusan-keputusan yang menyangkut
kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh.
5.
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah usaha mempertahankan dan
atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan, agar mereka tetap
loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Asas-asas pemeliharaan yaitu :
a.
Asas manfaat
dan efisiensi
b.
Asas kebutuhan
dan kepuasan
c.
Asas keadilan
dan kelayakan
d.
Asas peraturan
ilegal
e.
Asas kemampuan
perusahaan
Sedangkan metode pemeliharaan yaitu :
a.
Komunikasi
b.
Insentif
c.
Kesejahteraan
karyawan
d.
Kesadaran dan
keselamatan kerja
e.
Hubungan
industrial Pancasila
6.
Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari
MSDM. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Indikator-indikator kedisiplinan :
Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan karyawan pada suatu organisasi, diantaranya :
a.
Tujuan dan
kemampuan
b.
Teladan
pimpinan
c.
Balas jasa
d.
Keadilan
e.
Waskat
(pengawasan melekat)
f.
Sanksi hukuman
g.
Ketegasan
h.
Hubungan
kemanusiaan
7.
Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir
MSDM, yaitu pemutusan hubungan kerja sesorang karyawan dengan suatu organisasi
perusahaan.
Alasan-alasan pemberhentian :
a.
Undang-undang
b.
Keinginan
perusahaan
c.
Keinginan
karyawan
d.
Pensiun
e.
Kontrak kerja
berakhir
f.
Kesehatan
karyawan
g.
Meninggal dunia
h.
Perusahaan
dilikuidasi
Proses pemecatan karyawan harus menurut prosedur
sebagai berikut :
a.
Musyawarah
karyawan dengan pimpinan perusahaan.
b.
Musyawarah
pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan P4D.
c.
Musyawarah
pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan P4P.
d.
Pemutusan
berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri.
Implementasi Perencanaan SDM
Implementasi
Perencanaan SDM menurut Veithzal Rivai (2009:58) perlu memperhatikan beberapa
hal yaitu :
1.
Munculnya
perencanaan SDM menunjukkan semakin meluasnya misi dan fungsi SDM.
2.
Peran-peran
staf baru yang purna waktu yang mulai ada pada beberapa perusahaan adalah untuk
menyediakan dukungan, petunjuk bagi praktik manajerial dalam perencanaan SDM.
3.
Profesional
manajemen SDM mengisi berbagai peran tergantung pada tugas dan prioritas
organisasi. Tujuan kategori dasar aktivitas yang menghadirkan peran utama
merupakan hal yang biasa dalam pengkajian manajemen SDM.
4.
Aktivitas yang
di-cheklist dalam kegiatan manajemen
SDM menunjukkan peran tertentu yang harus ditunjukkan.
5.
Keterampilan
dan peran konsultasi adalah sangat penting dalam mempengaruhi pelaksanaan
perubahan dalam manajemen SDM.
Menurut Hadari
Nawawi (2008:75) setiap kali sebuah perusahaan/organisasi akan
mengimplementasikan perencanaan SDM maka harus diikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
Menghimpun dan
mengolah data dan informasi SDM yang sudah dimiliki organisasi/perusahaan untuk
memperjelas kondisinya sekarang, baik dari segi jumlah (kuantitas) maupun
kualifikasi (kualitas).
2.
Memprediksi
kekurangan SDM dengan membandingkan SDM yang dimiliki dengan permintaan (demand) SDM untuk dapat melaksanakan
opersional bisnis sekarang dan dimasa datang, baik jumlah (kuantitas) maupun
kualifikasi (kualitas).
3.
Mengontrol
kesesuaian SDM yang diprediksi berupa jumlah dan kualitasnya dengan perencanaan
bisnis, agar tujuan strategik dan visi organisasi/perusahaan dapat dicapai
secara maksimal. Sebaliknya agar terhindar dari timbulnya masalah-masalah baru,
yang dapat terjadi apabila hasil prediksi SDM secara kuantitatif dan
kualitatif, tidak sesuai kebutuhan mewujudkan eksistensi perusahaan yang
diinginkan dimasa depan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.