Kepuasan Konsumen
Pengertian secara umum
mengenai kepuasan atau ketidakpuasan konsumen
merupakan hasil dari adanya perbedaan –perbedaan antara harapan konsumen dengan
kinerja yang dirasakan oleh
konsumen tersebut.Dari beragam definisi kepuasan konsumen yang telah diteliti
dan didefinisikan oleh para ahli pemasaran, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
konsumen merupakan suatu tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi purna beli
terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan
dengan harapan konsumen.
Kepuasan konsumen
ini sangat tergantung pada persepsi dan harapan konsumen itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen ketika melakukan
pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan keinginan yang dirasakan
oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian suatu barang atau jasa,
pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi barang atau jasa tersebut serta pengalaman
teman-teman yang telah mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dan periklanan.
Didalam lingkungan yang
kompetitif, indikator yang dapat menunjukkan kepuasan konsumen adalah apakah
konsumen tersebut akan membeli kembali dan menggunakan produk tersebut diwaktu
yang akan datang.
Adapun beberapa pengertian kepuasan konsumen menurut para
peneliti adalah sebagai berikut :
Menurut kotler,
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau hasil suatu
produk dan harapan-harapannya. Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan
harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas. Jika
kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi
harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang.Kunci untuk menghasikan
kesetian pelanggan adalah memberikan nilai pelanggan yang tinggi.
Hubungan antara
kepuasan pelanggan dan pelanggan yang loyal adalah tidak proporsional contohnya adalah kepuasan pelanggan yang
diranking dengan skala 1-5, yaitu :
1. Kepuasan pelanggan pada tingkat sangat rendah (tingkat 1), kemungkinan besar
pelanggan akan berpindah meninggalkan perusahaan dan menjelek-jelekkannya.
2.
Kepuasan pelanggan pada tingkat 2 sampai dengan tingkat
4, pelanggan merasa agak puas,tetapi masih mungkin untuk berpindah ketika suatu
penawaran lebih baik muncul.
3. Kepuasan pelanggan pada tingkat 5, pelanggan sangat mungkin membeli kembali
dan bahkan menyebarluaskan kabar baik tentang perusahaan.Kesenangan atau
kepuasan yang tinggi menciptakan suatu ikatan emosional dengan merek atau
perusahaan tersebut dan tidak hanya terpaku pada pilihan yang masuk akal saja.
Sedangkan kepuasan menurut
Kotler dan Armstrong (2001:9) : Kepuasan konsumen adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi
harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah ketimbang harapan pelanggan,
maka pembelinya merasa puas atau amat gembira.
Menurut Zeithaml dan Bitner
(2000:75) definisi kepuasan adalah : Respon atau tanggapan konsumen mengenai
pemenuhan kebutuhan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri atau
keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan
tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi
konsumen.
Kepuasan konsumen dapat
diciptakan melalui kualitas,pelayanan dan nilai.
- KualitasKualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas akan mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang erat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen pada akhirnya akan menciptakan loyalitas konsumen kepada perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan mereka.
- Pelayanan konsumenPelayanan konsumen tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan dan keluhan konsumen mengenai suatu produk atau jasa yang tidak memuaskan mereka, namun lebih dari pemecahan yang timbul setelah pembelian.
- Menurut Kotler (2000:34) definisi nilai pelanggan adalah :Nilai yang dirasakan pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai pelanggan dengan jumlah biaya pelanggan.Jumlah nilai pelanggan adalah sekelompok manfaat yang diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya pelanggan adalah sekelompok biaya yang digunakan dalam menilai, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa.
Karena kepuasan pelanggan
sangat tergantung pada persepsi dan ekspektasi pelanggan, maka sebagai pemasok
produk perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Zeithaml
et.all[3] terdapat empat faktor yang
mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan,yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang didengar pelanggan
dari pelanggan lainnya (word of mounth
communication).Dimana hal ini merupakan faktor potensial yang menentukan
ekspektasi pelanggan.Sebagai contoh, seorang pelanggan memiliki perusahaan yang
di harapkan dapat memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi berdasarkan
rekomendasi teman-teman atau tetangganya.
2. Ekspektasi pelanggan sangat bergantung dari karakteristik
individu dimana kebutuhan pribadi (personnel
needs).
3. Pengalaman masa lalu (past experience) dalam menggunakan
pelayanan dapat juga mempengaruhi tingkat ekspetasi pelanggan.
4. Komunikasi dengan pihak eksternal (external communication) dari pemberi layanan memainkan peranan
kunci dalam membentuk ekspektasi pelanggan.Berdasarkan External communication,perusahan pemberi layanan dapat memberikan
pesan-pesan secara langsung maupun tidak langsung kepada pelanggannya.Sebagai
contoh dari pengaruh adanya external
communication adalah harga di mana biaya pelayanan sangat berperan
penting dalam membentuk ekspektasi pelanggan.
Dengan demikian, kemungkinan
antara ekspektasi pelanggan dan kualitas pelayanan (jasa) yang di terimanya, :
1. Pelanggan menjadi senang
jika kualitas pelayanan yang diterima lebih baik dari perkiraannya.
2. Pelanggan menjadi biasa saja
jika kualitas pelayanan yang terima sama dengan perkiraannya.
3. Pelanggan menjadi kecewa
jika kualitas pelayanan yang diterima lebih jelek dari perkiraannya.
Kepuasan pelanggan menurut Guiltinan, yaitu ” A buyer’s
degree of satisfaction with product is the consequence of the comparison a
buyer makes between the level of the benefits perceived to have been received
after consuming or using a product and the level of the benefits expected prior
purchase “ . Artinya bahwa kepuasan pelanggan merupakan konsekuensi dari
perbandingan yang dilakukan oleh pelanggan yang membandingkan antara tingkatan
dari manfaat yang dirasakan terhadap manfaat yang diharapkan oleh pelanggan.
Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan menurut Guiltanan,
perusahaan harus mampu menawarkan kualitas dari suatu produk dan juga
pelayanannya.
Sedangkan
menurut Pasuraman, Zeithaml, dan Berry, , mengemukakan bahwa kepuasan
pelanggan adalah perasaan pelanggan terhadap satu jenis pelayanan yang
didapatkannya . Lovelock, menjelaskan bahwa kepuasan adalah
keadaan emosional, reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa kemarahan,
ketidakpuasan, kejengkelan, kegembiraan atau kesenangan. Tidak mengherankan
bahwa perusahaan telah menjadi terobsesi dengan kepuasan pelanggan, mengingat
hubungannya yang langsung dengan kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan
keuntungan. Schiffman dan Kanuk, menandaskan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk atau jasa yang
dibandingkan dengan harapannya.
Kotler
seperti yang dikutip Rangkuti, menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan
antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkannya. Jadi dari
definisi-definisi diatas artinya adalah jika perasaan seseorang tersebut
memenuhi atau bahkan melebihi harapannya maka seseorang tersebut dapat
dikatakan puas.
Zeithaml dan Bitner,
mengemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh lebih luas dari hanya
sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga di pengaruhi oleh
faktor-faktor lain. Sebagaimana terlihat pada gambar 2 kepuasan pelanggan di
pengaruhi oleh persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan (jasa)
, kualitas
produk,
harga dan oleh faktor situasi dan faktor pribadi dari pelanggan. Kualitas
pelayanan (jasa) merupakan fokus penilaian yang merefleksikan persepsi
pelanggan terhadap lima dimensi spesifik dari pelayanan(jasa). Kepuasan lebih
inklusif , yaitu kepuasan di tentukan oleh persepsi terhadap kualitas pelayanan
(jasa) , kualitas produk ,harga, faktor situasi dan
faktor pribadi.
Konsep kepuasan
pelanggan dari zeithaml dan Bitner ini di gunakan dalam penelitian karena
dimensi-dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan mewakili objek penelitian.
Lovelock, menjelaskan bahwa kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi
pasca pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan,kejengkelan,
netralitas, kegembiraan atau kesenangan.Tidak mengherankan bahwa perusahaan
telah menjadi terosebsi dengan kepuasan pelanggan, mengingat hubungannya yang
langsung dengan kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan keuntungan.
Schisffman
dan Kanuk menandaskan bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan
seseorang terhadap kinerja dari suatu produk yang dirasakan dan diharapkannya.
Jadi dari definisi – definisi diatas artinya adalah jika perasaan seseorang
tersebut memenuhi atau bahkan melebihi harapannya maka seseorang tersebut dapat
dikatakan puas.
1. Warranty
costs. Beberapa perusahaan dalam menangani warranty costs produk/jasa mereka
dilakukan melalui persentase penjualan. Kegagalan perusahaan dalam memberi
kepuasan kepada pelanggan biasanya karena perusahaan tidak memberi jaminan
terhadap produk yang mereka jual kepada pelanggan.
2. Penanganan
terhadap komplain dari pelanggan. Secara statistic hal ini penting untuk
diperhatikan, namun seringkali terlambat bagi perusahaan untuk menyadarinya.
Bila komplain/klaim dari pelanggan tidak secepatnya diatasi, maka customer
defections tidak dapat dicegah.
3. Market
Share. Merupakan hal yang harus diukur dan berkaitan dengan kinerja perusahaan.
Jika market share diukur, maka yang diukur adalah kuantitas, bukan kualitas
dari pelayanan perusahaan.
4.
Costs
of poor quality. Hal ini dapat bernilai memuaskan bila biaya untuk
defecting customer dapat diperkirakan.
5.
Industry
reports. Terdapat banyak jenis dan industry reports ini, seperti yang
disampaikan oleh J.D Power dalam Bhote, yakni report yang fairest, most
accurate, dan most eagerly yang dibuat oleh perusahaan.
Sedangkan Lovelock mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan memberikan banyak
manfaat bagi perusahaan, dan tingkat kepuasan pelanggan yang lebih besar. Dalam
jangka panjang, akan lebih menguntungkan mempertahankan pelanggan yang baik
daripada terus menerus menarik dan membina pelanggan baru untuk menggantikan
pelanggan yang pergi. Pelanggan yang sangat puas akan menyebarkan cerita
positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi iklan berjalan dan berbicara
bagi suatu perusahaan, yang akan menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru
Jadi
dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan salah satu manfaat dari kepuasan
pelanggan yaitu dapat meningkatkan loyalitas pelanggan sehingga dapat
disimpulkan pula bahwa kepuasan pelanggan itu sendiri dapat mempengaruhi
loyalitas pelanggan.
Manfaat
Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Ukuran kepuasan pelanggan dapat dikategorikan
sebagai kurang puas,puas dan sangat puas.Pengukuran mutu pelayanan dan kepuasan
pelanggan dapat digunakan untuk beberapa tujuan , yaitu :
1. Mempelajari
persepsi masing-masing pelanggan terhadap mutu pelayanan yang dicari,diminati
dan diterima atau tidak di terima pelanggan,yang akhirnya pelanggan merasa puas
dan terus melakukan kerja sama.
2.
Mengetahui
kebutuhan,keinginan, persyaratan, dan harapan pelanggan pada saat sekarang dan
masa yang akan datang yang disediakan perusahaan yang sesungguhnya dengan
harapan pelanggan atas pelayanan yang diterima.
3. Meningkatkan mutu pelayanan
sesuai dengan harapan-harapan pelanggan.
Mengukur Kepuasan Pelanggan
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap
perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan
perusahaan pesaing.Kotler, mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
1.
Sistem keluhan dan saran
Sebuah perusahaan yang
berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya untuk memberikan saran,
pendapat dan keluhan mereka.Media yang di gunakan meliputi kotak saran yang di
letakkan di tempat-tempat strategis,menyediakan kartu komentar,saluran telepon
khusus dan sebagainya.Tetapi karena metode ini cenderung pasif,maka sulit
mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan tidak kepuasan
pelanggan.Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan menyampaikan
keluhannya.Bisa saja mereka langsung beralih ke perusahaan lain dan tidak akan
menjadi pelanggan perusahaan tersebut lagi.
2. Survei
kepuasan pelanggan
Umumnya banyak penelitian
mengenai kepuasan pelanggan di lakukan dengan menggunakan metode survei baik
melalui pos,telepon maupun wawancara pribadi.
Pengukuran kepuasan
pelanggan melalui metode ini dapat di lakukan dengan berbagai cara,
diantaranya :
a
Directly Reported
Satisfaction
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan.
b Derived Dissatisfaction
Pertanyaan yang di ajukan
menyangkut 2 hal utama, yaitu besarnya harapan pelanggan terhadap atribut
tertentu dan besarnya kinerja yang telah mereka rasakan atau terima.
c Problem Analysis
Pelanggan yang dijadikan
responden diminta untuk mengungkapkan 2 hal pokok,yaitu : masalah-masalah yang
mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari menajemen perusahaan dan
saran-saran untuk melakukan perbaikan.
d Importance-Performance
Analysis
Dalam tehnik ini responden
diminta meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya
setiap elemen tersebut. Selain itu juga, responden diminta merangking seberapa
baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen tersebut.
3. Belanja siluman(Ghost
shopping).
Metode ini dilaksanakan
dengan cara memperkerjakan beberapa orang(ghost
shopper)untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan potensial produk
perusahaan dan pesaing.Lalu ghost shopper
tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian
produk-produk tersebut. Selain itu para ghost
shopper juga datang melihat langsung bagaimana karyawan berinteraksi dan
memperlakukan para pelanggannya.Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau
atasannya baru melakukan penilaian akan menjadi bias.
4.
Analisis pelanggan yang hilang (lost
customer analysis)
Pihak perusahaan berusaha menghubungi para
pelanggannya yang sudah berhenti menjadi pelanggan atau beralih ke perusahaan
lain. Yang di harapkan adalah memperoleh informasi bagi perusahaan untuk
mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.